Memulai menjadi novelis, kadang penulis pemula bingung
bagaimana akan memulainya. Apa yang harus saya lakukan untuk pertama kali? Tak
ayal kadang novelis pemula langsung menuangkan ide-idenya dalam paragraf draft
novel. Metode seperti itu seringkali menyudutkan penulis kepada writersblock saat ide-idenya mulai
habis, padahal perjalanan sang tokoh dalam novel garapannya belum tuntas atau
bahkan masih jauh.
Dalam
artikel saya ini, saya akan membagikan metode penulisan novel yang sistematik
dan insha’Allah akan memudahkan. Bagi penulis yang sudah profesional dan banyak
makan asam garam mungkin metode ini sudah basi, namun bagi pemula yang baru
meraba-raba dunia penulisan novel saya rasa ini akan sangat berguna. Dalam
debut saya menulis novel, saya menggunakan langkah-langkah seperti yang akan
saya bagikan ini dan syukur saya tidak menemui writersblock yang berarti dalam
pengerjaannya.
Langsung
saja,
1. Ide
Tentu
ide adalah komponen dasar dalam karya novel, khususnya novel fiktif yang
diadopsi dari khayalan kita. Jika tidak ada ide, apa yang mau kita tulis? Saat
mendapatkan ide tentang alur cerita kita baiknya mencatatnya. Setelah itu kita
kembangkan menjadi sebuah cerita yang komplek dan menarik sesuai apa yang ada
dalam khayalan kita. Ide yang hendaknya dicatatat secara komplit, menjelaskan
situasi-situasinya, kondisi-kondisi, status-statu, dan keadaan-keadaan
pendukung lainnya. Kondisi-kondisi dasar yang mendukung berjalannya cerita,
contohnya adalah keterangan-keterangan seperti pemeran utamanya memiliki teman
yang ternyata dia adalah anak dari musuh bebuyutannya tanpa tahu bahwa si teman
ini adalah anak dari musuhnya, si teman ini akhirnya menjadi sekutu pemeran
utama setelah si teman ini tahu bahwa ayahnya adalah orang yang jahat yang
telah sengaja membunuh ibunya. Lalu hal-hal lain yang bersifat dasar, seperti
akhir dari cerita, bagaimana akhirnya pemeran utamanya membunuh musuh
bebuyutannya, dari mana pemeran utama mendapatkan kekuatan sihirnya, dan lain
sebagainya.
2. Menyusun Ide-ide Secara Kronologis
Inilah
tahap yang sedikit berat. Dari ide-ide yang ada, kita mencoba menyusunnya
berdasarkan kronologis kejadiannya, dari awal hingga akhir. Cerpen yang saya
maksud disini seperti sebuah cerpen yang menggambarkan kejadian-kejadian secara
garis besar. Yang membuat pekerjaan disini berat adalah kadang kita menemukan
satu kondisi dan kondisi lain yang telah kita tulis dalam corat-coret ide tidak
linier dan sedikit tidak nyambung satu sama lain. Nah dalam keadaan seperti ini
kita harus memutar otak untuk menjadikan hal-hal yang tidak nyambung itu
menjadi nyambung. Ya, memaksa agar menjadi nyambung dengan kondisi-kondisi baru
yang masuk di akal. Memang kita memaksa dengan kondisi-kondisi baru, namun
bukan memaksakan. Takut salah-salah cerita jadi terasa konyol jika terlalu
memaksakan. Tetap harus ada sangkut pautnya. Jika sudah dicari
inisiatif-inisiatif namun tetap belum bisa kita linearkan antara satu kondisi
dan kondisi lain, cara terakhir kita harus mengalah dengan mengubah ide-ide
awal tadi.
3. Membuat Cerpen
Setelah
cerita yang kita susun berdasarkan ide-ide kita sudah kronologis, dalam tahap
ini kita mengembangkan tahap 2 menjadi cerita yang lebih detail seperti dalam
bentuk seperti cerpen. Pengalaman pribadi saya, dari draft tahap 2 yang semuha
hanya 2 halaman saja bisa menjadi 8 halaman saat saya jadikan cerpen. Langsung
saja saya berikan contoh, karena saya bingung bagaimana menjelaskan tahap ini.
Misalnya saja pada tahap 2 tadi saya mengisahkan “Bejo dan Slamet membunuh bos
bandar narkoba namun ketahuan oleh anak buahnya yang sedang berjaga diluar,
akhirnya Bejo dan Slamet dikejar-kejar akhirnya Slamet mati.” Nah pada tahap 3
kita mengembangkannya lagi menjadi cerita yang lebih spesifik seperti “Bejo
menemui bos bandar narkoba dengan berpura-pura akan menjadi pendistributor
barangnya di wilayahnya Bejo. Ngobrol-ngobrol, akhirnya mereka menemui deal.
Saat lengah, bejo menembak bos bandar narkoba tersebut. Namun tanpa diketahui
Bejo dan Slamet ada anak buah bos tersebut yang mendengar suara tembakan dan
masuk ke ruangan. Akhirnya mereka dikejar-kejar. Saat pengejaran terjadi baku
tembak dan Slamet terkena tembakan, akhirnya mati.”
4. Memecah cerita menjadi bab-bab.
Setelah
membuat cerita yang terjabar lengkap, kita potong-potong cerpen tersebut
menjadi episode-episode yang berbeda. Dalam novel-novel di pasaran kita sering
menemukan istilah episode, keping, segmen, bagian, dan lain-lain. Kita
memecahkan berdasarkan rangkaian cerita, latar yang sama, waktu yang sama atau
apapun yang kira-kira dinilai patut untuk dipecah. Pemecahan ini tidak asal,
kita harus membuat adanya suatu kejadian dalam setiap bagiannya. Contohnya
adalah jika pada tahap 3 kita punya cerita seperti “Kancil merencanakan mencuri
timun. Tibalah hari-H kancil mencuri
timun, kemudian ketahuan oleh pak tani dan ia dikurung. Pak tani kemudian
melihat perubahan kancil, dan membebaskannya,” kita bisa memisahkannya sebagai
bagian 1 “cerita tentang rencana kancil mencuri timun,” bagian 2 sebagai “Hari-H
kancil mencuri timun, hingga pak tani datang, namun belum sampai ketahuan
bagian ini diakhiri (memberikan kesan dramatis dan penuh tanda tanya, membuat
pembaca ingin buru-buru membaca halaman selanjutnya)”, kemudian bagian 3 mengisahkan “Kancil ketahuan,
kemudian dikurung dan menceritakan penderitaan kancil”, bagian empat “menceritakan
si kancil menyesal dan tobatnya”, bagian 5 “Pak tani membebaskan kancil.”
Intinya pintar-pintar kita lah memotong-motong cerita, syukur-syukur kita
menciptakan sebuah kesan maupun tanda tanya saat mengakhiri suatu bagian.
Jangan sampai suatu bagian itu tidak memberikan kesan apa-apa pada cerita,
contohnya adalah jika kita memecah bagian 3 menjadi 2 bagian “kancil ketahuan,
kemudian dikurung” dan “penderitaan kancil”. Saat dibagi seperti itu, pada
bagian “kancil ketahuan, kemudian dikurung” setelah dikurung bagian selesai, orang
pun sudah tau kalau kancil ketahuan lalu dikurung. Lalu poinnya dimana? Kalau
sudah dikurung itu terus kenapa? Jangan membuat suatu bagian itu menjadi bagian
yang php dan tidak mengubah cerita.
5. Mengembangkan Setiap Bagian Menjadi Lebih Detail
Pada
tahap ini, bagian-bagian yang sudah terpecah tadi, masing-masing dijabarkan
kembali. Misal kita menjelaskan dialognya secara garis besar, tempatnya dimana,
kapan. Pokoknya kita memberikan detail yang lebih, agar memudahkan kita nanti
pada tahap selanjutnya.
6. Menulis Novel
Setelah
kita dapatkan bagian-bagian yang terjabar rinci. Kita dapat mengembangkan tiap
bagiannya menjadi novel yang rapi. Kita sudah memiliki alur yang jelas, cerita
yang komplit, kronologi yang komplit, semua hal sudah masuk akal, dialog secara
garis besar sudah ada bayangan, maka kita tinggal menjadikan bahan mentah yang
hampir matang tersebut menjadi paragraf-paragraf yang rapi dengan bahasa yang
baku dan dialog-dialog yang baku serta deskripsi-deskripsi yang diperlukan.
Pekerjaan kita pada tahap ini hanyalah merapikan, memilih dan menyusun
kata-kata, tanpa memikirkan alur cerita lagi.
Dalam
metode ini, tahap yang paling berat adalah tahap 2. Sedang tahap terakhir kita
hanya tinggal berjalan dengan modal yang sudah komplit. Kemungkinan
writersblock pada tahap 6 juga saya rasa sangat kecil karena sekali lagi modal
kita sudah plit-plit-plit-komplit. Kemungkinan writersblock lebih banyak
terjadi pada tahap 2. Namun pada tahap 2 kita hanya fokus menggarap dan
menyusun ide-ide sehingga kemungkinan writersblock cepat terpecahkan lebih
besar. Berbeda jika kita mengalami writersblock ditengah penulisan novel, kita
sudah menuliskan banyak hal, jika kita mengalami writersblock dan ada suatu
kondisi yang tidak masuk akal yang membuat kita harus merombak cerita dari
awal, itu akan sangat beresiko dan membuat pekerjaan sia-sia.
Sekian
postingan saya, kurang lebihnya mohon maaf. Semoga membantu dan bermanfaat bagi
anda khususnya yang ingin memulai untuk menulis novel namun bingung mau dari
bagian mana untuk memulainya. Yang mau menjadikan tulisan saya ini menjadi
referensi dalam artikelnya saya persilahkan, syukur-syukur tidak lupa menyertakan
link blog saya ini sebagai link sumber informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar