Laman

Sabtu, 25 Juni 2016

Cara Menulis dan Menyusun Novel Bagi Penulis Pemula - Kiat Agar Tidak Menemui Writersblock

              Memulai menjadi novelis, kadang penulis pemula bingung bagaimana akan memulainya. Apa yang harus saya lakukan untuk pertama kali? Tak ayal kadang novelis pemula langsung menuangkan ide-idenya dalam paragraf draft novel. Metode seperti itu seringkali menyudutkan penulis kepada writersblock saat ide-idenya mulai habis, padahal perjalanan sang tokoh dalam novel garapannya belum tuntas atau bahkan masih jauh.

                Dalam artikel saya ini, saya akan membagikan metode penulisan novel yang sistematik dan insha’Allah akan memudahkan. Bagi penulis yang sudah profesional dan banyak makan asam garam mungkin metode ini sudah basi, namun bagi pemula yang baru meraba-raba dunia penulisan novel saya rasa ini akan sangat berguna. Dalam debut saya menulis novel, saya menggunakan langkah-langkah seperti yang akan saya bagikan ini dan syukur saya tidak menemui writersblock yang berarti dalam pengerjaannya.
                Langsung saja,
1. Ide
                Tentu ide adalah komponen dasar dalam karya novel, khususnya novel fiktif yang diadopsi dari khayalan kita. Jika tidak ada ide, apa yang mau kita tulis? Saat mendapatkan ide tentang alur cerita kita baiknya mencatatnya. Setelah itu kita kembangkan menjadi sebuah cerita yang komplek dan menarik sesuai apa yang ada dalam khayalan kita. Ide yang hendaknya dicatatat secara komplit, menjelaskan situasi-situasinya, kondisi-kondisi, status-statu, dan keadaan-keadaan pendukung lainnya. Kondisi-kondisi dasar yang mendukung berjalannya cerita, contohnya adalah keterangan-keterangan seperti pemeran utamanya memiliki teman yang ternyata dia adalah anak dari musuh bebuyutannya tanpa tahu bahwa si teman ini adalah anak dari musuhnya, si teman ini akhirnya menjadi sekutu pemeran utama setelah si teman ini tahu bahwa ayahnya adalah orang yang jahat yang telah sengaja membunuh ibunya. Lalu hal-hal lain yang bersifat dasar, seperti akhir dari cerita, bagaimana akhirnya pemeran utamanya membunuh musuh bebuyutannya, dari mana pemeran utama mendapatkan kekuatan sihirnya, dan lain sebagainya.

2. Menyusun Ide-ide Secara Kronologis
                Inilah tahap yang sedikit berat. Dari ide-ide yang ada, kita mencoba menyusunnya berdasarkan kronologis kejadiannya, dari awal hingga akhir. Cerpen yang saya maksud disini seperti sebuah cerpen yang menggambarkan kejadian-kejadian secara garis besar. Yang membuat pekerjaan disini berat adalah kadang kita menemukan satu kondisi dan kondisi lain yang telah kita tulis dalam corat-coret ide tidak linier dan sedikit tidak nyambung satu sama lain. Nah dalam keadaan seperti ini kita harus memutar otak untuk menjadikan hal-hal yang tidak nyambung itu menjadi nyambung. Ya, memaksa agar menjadi nyambung dengan kondisi-kondisi baru yang masuk di akal. Memang kita memaksa dengan kondisi-kondisi baru, namun bukan memaksakan. Takut salah-salah cerita jadi terasa konyol jika terlalu memaksakan. Tetap harus ada sangkut pautnya. Jika sudah dicari inisiatif-inisiatif namun tetap belum bisa kita linearkan antara satu kondisi dan kondisi lain, cara terakhir kita harus mengalah dengan mengubah ide-ide awal tadi.

3. Membuat Cerpen
                Setelah cerita yang kita susun berdasarkan ide-ide kita sudah kronologis, dalam tahap ini kita mengembangkan tahap 2 menjadi cerita yang lebih detail seperti dalam bentuk seperti cerpen. Pengalaman pribadi saya, dari draft tahap 2 yang semuha hanya 2 halaman saja bisa menjadi 8 halaman saat saya jadikan cerpen. Langsung saja saya berikan contoh, karena saya bingung bagaimana menjelaskan tahap ini. Misalnya saja pada tahap 2 tadi saya mengisahkan “Bejo dan Slamet membunuh bos bandar narkoba namun ketahuan oleh anak buahnya yang sedang berjaga diluar, akhirnya Bejo dan Slamet dikejar-kejar akhirnya Slamet mati.” Nah pada tahap 3 kita mengembangkannya lagi menjadi cerita yang lebih spesifik seperti “Bejo menemui bos bandar narkoba dengan berpura-pura akan menjadi pendistributor barangnya di wilayahnya Bejo. Ngobrol-ngobrol, akhirnya mereka menemui deal. Saat lengah, bejo menembak bos bandar narkoba tersebut. Namun tanpa diketahui Bejo dan Slamet ada anak buah bos tersebut yang mendengar suara tembakan dan masuk ke ruangan. Akhirnya mereka dikejar-kejar. Saat pengejaran terjadi baku tembak dan Slamet terkena tembakan, akhirnya mati.”

4. Memecah cerita menjadi bab-bab.
                Setelah membuat cerita yang terjabar lengkap, kita potong-potong cerpen tersebut menjadi episode-episode yang berbeda. Dalam novel-novel di pasaran kita sering menemukan istilah episode, keping, segmen, bagian, dan lain-lain. Kita memecahkan berdasarkan rangkaian cerita, latar yang sama, waktu yang sama atau apapun yang kira-kira dinilai patut untuk dipecah. Pemecahan ini tidak asal, kita harus membuat adanya suatu kejadian dalam setiap bagiannya. Contohnya adalah jika pada tahap 3 kita punya cerita seperti “Kancil merencanakan mencuri timun. Tibalah  hari-H kancil mencuri timun, kemudian ketahuan oleh pak tani dan ia dikurung. Pak tani kemudian melihat perubahan kancil, dan membebaskannya,” kita bisa memisahkannya sebagai bagian 1 “cerita tentang rencana kancil mencuri timun,” bagian 2 sebagai “Hari-H kancil mencuri timun, hingga pak tani datang, namun belum sampai ketahuan bagian ini diakhiri (memberikan kesan dramatis dan penuh tanda tanya, membuat pembaca ingin buru-buru membaca halaman selanjutnya)”, kemudian  bagian 3 mengisahkan “Kancil ketahuan, kemudian dikurung dan menceritakan penderitaan kancil”, bagian empat “menceritakan si kancil menyesal dan tobatnya”, bagian 5 “Pak tani membebaskan kancil.” Intinya pintar-pintar kita lah memotong-motong cerita, syukur-syukur kita menciptakan sebuah kesan maupun tanda tanya saat mengakhiri suatu bagian. Jangan sampai suatu bagian itu tidak memberikan kesan apa-apa pada cerita, contohnya adalah jika kita memecah bagian 3 menjadi 2 bagian “kancil ketahuan, kemudian dikurung” dan “penderitaan kancil”. Saat dibagi seperti itu, pada bagian “kancil ketahuan, kemudian dikurung” setelah dikurung bagian selesai, orang pun sudah tau kalau kancil ketahuan lalu dikurung. Lalu poinnya dimana? Kalau sudah dikurung itu terus kenapa? Jangan membuat suatu bagian itu menjadi bagian yang php dan tidak mengubah cerita.

5. Mengembangkan Setiap Bagian Menjadi Lebih Detail
                Pada tahap ini, bagian-bagian yang sudah terpecah tadi, masing-masing dijabarkan kembali. Misal kita menjelaskan dialognya secara garis besar, tempatnya dimana, kapan. Pokoknya kita memberikan detail yang lebih, agar memudahkan kita nanti pada tahap selanjutnya.

6. Menulis Novel
                Setelah kita dapatkan bagian-bagian yang terjabar rinci. Kita dapat mengembangkan tiap bagiannya menjadi novel yang rapi. Kita sudah memiliki alur yang jelas, cerita yang komplit, kronologi yang komplit, semua hal sudah masuk akal, dialog secara garis besar sudah ada bayangan, maka kita tinggal menjadikan bahan mentah yang hampir matang tersebut menjadi paragraf-paragraf yang rapi dengan bahasa yang baku dan dialog-dialog yang baku serta deskripsi-deskripsi yang diperlukan. Pekerjaan kita pada tahap ini hanyalah merapikan, memilih dan menyusun kata-kata, tanpa memikirkan alur cerita lagi.

                Dalam metode ini, tahap yang paling berat adalah tahap 2. Sedang tahap terakhir kita hanya tinggal berjalan dengan modal yang sudah komplit. Kemungkinan writersblock pada tahap 6 juga saya rasa sangat kecil karena sekali lagi modal kita sudah plit-plit-plit-komplit. Kemungkinan writersblock lebih banyak terjadi pada tahap 2. Namun pada tahap 2 kita hanya fokus menggarap dan menyusun ide-ide sehingga kemungkinan writersblock cepat terpecahkan lebih besar. Berbeda jika kita mengalami writersblock ditengah penulisan novel, kita sudah menuliskan banyak hal, jika kita mengalami writersblock dan ada suatu kondisi yang tidak masuk akal yang membuat kita harus merombak cerita dari awal, itu akan sangat beresiko dan membuat pekerjaan sia-sia.

                Sekian postingan saya, kurang lebihnya mohon maaf. Semoga membantu dan bermanfaat bagi anda khususnya yang ingin memulai untuk menulis novel namun bingung mau dari bagian mana untuk memulainya. Yang mau menjadikan tulisan saya ini menjadi referensi dalam artikelnya saya persilahkan, syukur-syukur tidak lupa menyertakan link blog saya ini sebagai link sumber informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar